KEUNIKAN PULAU KARANG WAYAG RAJA AMPAT YANG MENDUNIA

Keindahan Raja Ampat sudah terkenal hingga mancanegara, bahkan menjadi tujuan para penyelam untuk menikmati bawah lautnya. Terletak di ujung paling barat Pulau Papua, tepatnya di bagian barat Kepala Burung, sekitar 50 mil sebelah barat Laut Sorong. Raja Ampat dijuluki Amazon Lautan Dunia, karena letaknya di pusat segitiga karang dunia.

Kepulauan Raja Ampat memiliki rangkaian empat gugusan pulau, seperti Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati dan Pulau Batanta, yang termasuk wilayah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Sementara Kabupaten Raja Ampat sendiri memiliki sekitar 610 pulau namun yang berpenghuni hanya 35 pulau, dengan panjang total tepi pantai mencapai 753 kilometer.

Wisatawan juga bakal terpesona dengan pasir putih sangat indah dan hangat, berpadu dengan birunya air laut yang jernih. Ditambah dengan pemandangan indah dari gugusan Kepulauan Wayag yang merupakan ikon Raja Ampat yang dikenal mancanegara. Pemandangannya seperti di Phi Phi Island, Thailand.

Wayag adalah jejeran batu karang (karst) berbalut warna hijau di tengah lautan biru menyajikan panorama luar biasa indah. Ketika di Raja Ampat, luangkan waktu untuk mendaki pulau karang ini selama kurang lebih 30 menit untuk sampai di atasnya untuk menikmati kecantikan panorama.

Begitu pula dengan bawah laut perairan Kepulauan Raja Ampat dikenal keindahannya. Perairan Kepulauan Raja Ampat merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh dunia. Bahkan untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air diakui menjadi nomor satu. Raja Ampat memiliki kawasan karang terbaik di Indonesia, yang memiliki sekitar 450 jenis karang.

Tim ahli Conservation International, The Nature Conservancy dan Lembaga Oseanografi Nasional mencatat ada 540 jenis karang keras atau 75 persen dari total jenis yang ada di dunia.  Bahkan, 10 kali lipat jumlah jenis karang yang pernah ditemukan di seluruh Karibia.

Selain itu, ada lebih dari 1.511 jenis ikan, 700 jenis moluska, dan catatan tertinggi bagi gonodactyloid stomatopod crustaceans. Ada 27 spesies ikan langka yang hanya ada di Raja Ampat, lalu ada 5 spesies penyu langka, 13 spesies hewan mamalia laut, dan 57 spesies udang mantis.

Di Selat Dampier, antara Pulau Waigeo dan Pulau Batanta, Kepulauan Kofiau, Misool Tenggara dan Wayag, didiami 90 persen termbu karang yang penutupan karang hidupnya hingga 90 persen. Tipe terumbu karang di Raja Ampat adalah terumbu karang tepi dengan kontur landau dan curam. Ada juga tipe atol dan tipe gosong atau taka.

Selain itu, di beberapa tempat seperti Kampung Saondarek, ketika pasang surut terendah dapat dilihat langsung hamparan terumbu karang tanpa menyelam. Karang-karang ini beradaptasi sehingga bisa hidup walaupun berada di udara terbuka dan terkena sinar matahari langsung.

Ketika menyelam di perairan Kepulauan Raja Ampat, penyelam dapat melihat spesies unik seperti jenis kuda laut katai, wobbegong, dan ikan pari manta sandy. Pari Manta Sandy merupakan hewan langka yang menjadi incaran wisatawan untuk bisa melihat langsung ketika berkunjung ke Raja Ampat. Ada juga ikan endemik Raja Ampat seperti eviota raja atau sejenis ikan gobbie.

Selat Dampier, dekat dengan Pulau Arborek, yang dapat ditempuh sekitar 15 menit dengan speedboat menjadi spot Manta Sandy. Ketika berenang atau menyelam di sini, wisatawan bakal ditemani beberapa ekor Pari Manta yang jinak, yang sedang mencari makan berupa planton, berkumpul dan membersihkan diri.

Biasanya untuk melihat Pari Manta berkumpul di bulan Januari hingga Maret. Namun, tidak menutup kemungkinan pada akhir tahun Pari Manta juga sudah datang ke spot Manta Sandy. Spot Manta Sandy masuk dalam Kawasan Konservasi Perairan (KKP), Selat Dampier, dari lima KKP yang ada di Raja Ampat.

Sementara jika menyelam di Cape Kri atau Chicken Reef, penyelam akan dikelilingi ribuan ikan seperti kumpulan ikan tuna, giant trevallies dan snappers. Yang menegangkan bagi penyelam adalah ketika menyelam bertemu kumpulan ikan barakuda atau yang lebih menegangkan bila bertemu ikan barakuda yang sendirian. Bila beruntung bisa bertemu penyu yang berenang di dekat penyelam. Di sekitar Salawati, Batanta dan Waigeo juga kerap terlihat Dugong atau ikan duyung.

Waigeo Selatan menjadi destinasi favorit diving. Di dekatnya juga destinasi wisata pulau karang Kabui Bay. Di sebelah barat Waigeo, Konfiau dan Batanda, wisatawan bisa menyelam. Begitu pula di Pulau Misool yang memiliki pemandangan laut yang tidak kalah cantiknya.

Di bawah laut Misool, wisatawan bisa melihat hiu berjalan atau Kalabia, hewan endemic Raja Ampat. Ada juga hiu tanpa sengat. Batuan karst dan lukisan purba misterius akan ditemukan di Misool, yang diperkirakan telah ada sekitar 50.000 tahun.

Lukisan telapak tangan, ikan, perahu dan bentuk lain yang unik dapat dilihat langsung di Pulau Sunmalele Atsa. Lukisan ini menjadi bagian dari rangkaian petunjuk jalur penyebaran manusia dari kawasan barat Nusantara menuju Papua dan Melanesia.

Perairan Kepulauan Raja Ampat banyak pulau dan selat sempit sehingga sebagian tempat penyelaman pada waktu tertentu memiliki arus kencang. Ketika bertemu arus kencang, penyelam dapat melakukan drift dive, menyelam sambil mengikuti arus yang kencang dengan air yang sangat jernih sambil menerobos kumpulan ikan.

Selain snorkeling dan diving, menikmati keindahan Kepulauan Raja Ampat bisa dilakukan dengan menjelajahinya menggunakan perahu atau melakukan permainan kayak. Selain itu, bisa mengunjungi rumah kapal houseboats untuk menikmati keindahan Raja Ampat.

Uniknya di Raja Ampat wisatawan bisa melihat ‘hantu laut’. ‘Hantu laut’ adalah fenomena alam yang unik di bagian timur Waigeo, yang hanya bisa dilihat setiap akhir tahun saja. Fenomena ini terbentuk oleh sebuah sinar yang berasal dari air laut atau fenomena pemandangan sunset, yang bisa disaksikan di atas perahu dan mengitari permukaannya selama 10-18 menit.

Wisatawan juga bisa mengunjungi Pulau Ayau. Pulau Ayau adalah kumpulan pulau-pulau kecil di Kepulauan Karang, dengan ukuran yang sangat besar dan dasar lautnya berpasir putih. Pulau ini bisa menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya. Tidak jauh dari Pulau Ayau ada Zandplaat, pulau-pulau dengan pasir yang unik, yang menjadi habitat unik dan vegetasi lokal Raja Ampat, serta melihat masyarakat setempat menangkap cacing laut atau insonem.

Selain bawah lautnya yang sangat indah, Raja Ampat juga memiliki pantai-pantai yang menawan, pantai berpasir putih yang halus laksana tepung. Pulau-pulau yang membentuk deretan tebing tinggi juga banyak ditemui di Raja Ampat, seperti di Pianemo, Teluk Kabui dan Wayag yang dikenal mancanegara.

Di Pulau Pianemo terdapat laguna berbentuk bintang atau disebut Star Lagoon, dengan pemandangan indah dari bukit karang. Di Pianemo yang disebut juga Wayag mini, wisatawan dapat menikmati keindahan alam Raja Ampat, berikut gugusan batu karang dan birunya laut dari ketinggian. Gugusan pulau karang Pianemo tercantik ketiga di Raja Ampat setelah Wayag dan Kabui.

Selain itu di tengah Teluk Kabui ada monumen alami yang ikonik, Batu Pensil yakni karang yang menjulang dan sendirian. Raja Ampat juga memiliki Pasir Timbul, sebuah pulau yang hanya berpasir putih, yang terlihat jika air laut sedang surut. Lokasinya berada di dekat Pulau Mansuar. Di Raja Ampat wisatawan juga bisa melakukan hopping island atau berpetualang menjelajah pulau, namun budget-nya cukup besar.

Ketika di Raja Ampat jangan lewatkan mengunjungi Air Terjun Batanta, yang menjadi penyejuk dan menyegarkan setelah seharian berendam di air asin. Hutan-hutan tropis di Raja Ampat juga sangat menarik. Seperti di Desa Sawinggrai atau Desa Sapirkrein. Di desa-desa tersebut wisatawan bisa melihat burung cendrawasih dari dekat pada pagi hari pukul 07.00-09.00 ataupun sore hari pukul 16.00-17.00.

Burung cendrawasih disebut juga burung surga, burung cantik khas Papua yang saat ini termasuk burung langka. Desa Sawinggrai menyajikan atraksi bird watching. Tanpa bantuan teropong wisatawan bisa melihat cenderawasih di atas pohon setinggi 2 meter. Selain burung Cenderawasih Merah dan Cendrawasih Wilson, di Papua juga dapat ditemui burung Maleo Waigeo, burung kakatua dan nuru, serta kuskus Waigeo dan beragam jenis anggrek.

Raja Ampat juga memiliki kebudayaan dan kesenian yang unik dan menarik. Salah satunya di Desa Arborek memiliki kesenian tarian tradisional, makanan Sinole yang terbuat dari sagu, serta kerajinan anyaman daun pandan khas Arborek yang sudah diwariskan turun-temurun. Di Raja Ampat juga ada peninggalan sejarah Kesultanan Tidore, Maluku.

Untuk menuju Kepulauan Raja Ampat, wisatawan bisa terbang menuju Bandara Domine Edward Osok, Kota Sorong, Papua Barat. Tidak ada penerbangan internasional menuju bandara ini. Kota-kota yang sudah memiliki penerbangan ke Sorong antara lain Jakarta, Surabaya, Denpasar dan Makassar. Ada lima maskapai dari Jakarta yang terbang ke Sorong, yakni Sriwijaya Air, Nam Air, Express Air, Lion Air, dan Garuda Indonesia.

Dari bandara di Sorong, wisatawan melanjutkan perjalanan dengan taksi ke pelabuhan rakyat selama 10 menit, untuk melakukan penyeberangan menuju Waisai ibukota Raja Ampat yang ada di Pulau Waigeo Selatan. Penyeberangan dengan kapal cepat atau kapal lambat dengan. Lama perjalanan sekitar 4-5 jam.

Dari bandara di Sorong jika ingin menghemat waktu perjalanan bisa menaiki Susi Air, menuju Bandara Marinda, Waisai. Jadwal penerbangan Susi Air dua kali seminggu menggunakan pesawat Cessna Grand Caravan berkapasitas 11 orang. Pada 22 Desember 2016, Wings Air terbang dari Manado ke Waisai, Raja Ampat.

Sejak 21 Oktober 2017, Sriwijaya Air Group (Sriwijaya Air dan NAM Air) membuka rute penerbangan ke Raja Ampat. Penerbangan ke Raja Ampat bisa dilayani dari kota-kota besar Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Semarang dan Makassar. (*)

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *