POTENSI BESAR INDONESIA

Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mampu melesat tinggi apabila tercipta konektivitas fisik seperti pembangunan infrastruktur yang tengah digalakkan oleh pemerintah, seperti pembangunan jalan dan jembatan, pelabuhan dan kapal laut, serta pengembangan dan pembangunan infrastruktur bandar udara dan angkutan udara.

Yang kedua adalah terciptanya konektivitas ekonomi antardaerah dan kelancaran arus barang, jasa dan modal yang didukung oleh sistem logistik yang terintegrasi, efektif dan efisien.

Selain konektivitas fisik dan ekonomi, Indonesia juga sangat membutuhkan konektivitas komunikasi yang lancar di seluruh wilayah didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan terciptanya ketiga konektivitas diatas, maka upaya selanjutnya adalah membangun dan meningkatkan konektivitas domestik melalui integrasi antardaerah dengan mengangkat potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah menjadi satu rangkaian potensi yang dikembangkan menjadi satu kekuatan nasional, termasuk dukungan ekosistem SDM yang berkualitas dalam rangka peningkatan daya saing nasional.

Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari 17.504 pulau dan tersebar di 34 propinsi, merentang sepanjang 5,106 km dari Timur ke Barat tentunya sangat membutuhkan konektivitas sehingga sinergi antarwilayah dapat dilakukan, sekaligus mengoptimalkan potensi daerah dan pemerataan pembangunan guna mengurangi kesenjangan antarwilayah.

Ini merupakan sebuah tantangan namun sekaligus juga sebuah peluang. Tantangan yang muncul adalah wilayah Indonesia yang luas dan terdiri dari ribuan pulau telah menimbulkan kendala disparitas dan konektivitas antarwilayah. Beberapa program pemerintah yang ditujukan untuk mengurangi kendala tersebut telah dilakukan seperti, pembangunan infrastruktur, program tol laut dan tol langit (Palapa Ring dan Satelit Nusantara).

Dari sisi peluang, Indonesia sebenarnya memiliki potensi wisata yang besar untuk dikembangkan menjadi destinasi pariwisata tingkat dunia, karena Indonesia memiliki keindahan alam dan keanekaragaman budaya dan hayati yang tinggi, harapannya tentu bisa menjadi magnet kehadiran jutaan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Upaya Kemenpar melalui program pengembangan 10 destinasi pariwisata prioritas nampaknya masih kurang dan perlu diperbanyak lagi, karena Indonesia memiliki keindahan alam pegunungan, pantai dan laut yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia pada tahun 2018 mencapai sebesar 15,8 juta orang atau meningkat sebesar 13 persen dibandingkan tahun 2017 yang sebesar 14 juta orang. Jika mengacu pada target wisman 2019 yang sebanyak 17-20 juta orang, maka devisa yang bisa diraih oleh Indonesia sekitar 16-18 juta US Dollar.

Pariwisata saat ini menjadi core economy Indonesia karena sektor ini telah mampu menunjukkan pertumbuhan yang cepat dan positif baik PDB, ekspor, maupun jumlah wisman. Sektor pariwisata juga telah terbukti mampu meningkatkan kesempatan kerja masyarakat. Fakta menunjukkan bahwa, antara jumlah wisman dengan lapangan kerja memiliki keterkaitan yang erat. Berdasarkan data hitoris 2007-2018, rata-rata pertumbuhan wisman sebesar 10 % dan lapangan kerja pariwisata juga mengalami pertumbuhan sebesar 6 % per tahun.

Jadi sektor pariwisata perlu terus digalakkan dan dijadikan sebagai sektor alternatif pengganti ekspor migas guna meningkatkan devisa negara.

Beberapa upaya yang masih perlu dilakukan guna membangun dan mendongkrak sektor pariwisata nasional, antara lain :

1. Pembenahan Daerah Tujuan Wisata (DTW) di seluruh Indonesia, agar mampu menarik wisman. Kondisinya harus tertata dengan baik, aman dan nyaman, sehingga wisman betah tinggal di Indonesia dan akan kembali lagi bersama rombongannya ke Indonesia.

‘2. Penataan kembali dan pengembangan sektor penerbangan nasional sebagai pendukung utama pariwisata, karena sekitar 70 persen wisman internasional menggunakan moda angkutan udara dalam melakukan perjalanan dari/ke Indonesia.

3. Mengembangkan penerbangan sea plane. Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, namun potensi penerbangan menggunakan “Amphibian/Sea Plane” saat ini belum dikembangkan secara serius, padahal sektor ini cukup menjanjikan. Kemampuan pesawat amphibian yang fleksibel bisa mendarat di darat maupun di laut, merupakan keunikan tersendiri yang dapat digunakan untuk meng-eksplore potensi keindahan alam dan bahari Indonesia.

4. Implementasi Program 30 BEYOND BALI dalam rangka mendongkrak perekonomian daerah dan menumbuhkembangkan bisnis penerbangan nasional. 30 destinasi tersebut yakni, 10 Bali Baru yaitu, Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Candi Borobudur, Gunung Bromo, Mandalika, Pulau Komodo, TN Wakatobi dan Morotai (+) 20 destinasi tambahan yakni, Pulau Weh, Simeuleu, Nias, TN Siberut, Mandah, Batam, Natuna, Enggano, Karimunjawa, Gili Trawangan, Derawan, Sombori, Bunaken, Likupang, Nihiwatu, Teluk Jailolo, Banda Neira, Pasir Panjang Kei, Raja Ampat dan Danau Sentani. Cek alasannya DISINI.

Secara hitungan kasar program 30 Beyond Bali ini akan mampu menciptakan peluang kerja baru sebanyak : 30 titik bandara x 5 pesawat x 1.000 = 150.000 tenaga kerja (asumsi 1 titik didukung 5 pesawat, 1 pesawat memiliki multiplier effect sebesar 1.000 orang, seperti SDM penerbangan, hotel, restoran, toko cinderamata, dll). Terkait dengan over supply pilot yang berkisar 800-1.200 pilot ab initio, maka dengan implementasi program ’30 Beyond Bali’ ini, otomatis semua akan terserap dengan perhitungan : 30 titik x 5 pesawat x 8 crew (4 set crew per pesawat) = 1.200 pilot.

5. Pengembangan industri dirgantara nasional. Jadi keberadaan PTDI sebagai produsen pesawat nasional harus kita didukung, karena mampu menghemat devisa. Di sisi lain jika produksi sukses, Indonesia bisa mendulang US Dollar dari hasil penjualan pesawat. Hanya saja PTDI idealnya dibatasi hanya memproduksi pesawat propeller saja (N219, R80) dan fokus hanya disesuaikan dengan kebutuhan dalam negeri. Sedangkan untuk kebutuhan pesawat jet menjadi bagian dari hubungan dan kerjasama internasional antara Indonesia dengan negara lain. Saling menjaga, saling membantu dan saling pengertian ini sangat penting guna semakin memperluas hubungan dan kerjasama Indonesia dengan negara lain.

Meski bukan perkara mudah untuk merealisasikan gagasan ini, namun dengan adanya dukungan dari semua pihak dan segenap masyarakat Indonesia, maka implementasi dari gagasan ini hanya masalah waktu. (*)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *