JELAJAHI HANGING WALLS DI BAWAH LAUT BUNAKEN

Mendengar nama Bunaken bakal langsung terbayang keindahan pulau seluas 8,08 kilometer persegi yang terletak di Teluk Manado, Sulawesi Utara. Jaraknya hanya sekitar 30 menit dengan speedboat dari Pelabuhan Kota Manado. Di sekitar Pulau Bunaken terdapat Taman Nasional Bunaken, yang memiliki biodiversitas kelautan yang menjadi salah satu tertinggi di dunia.

Taman Nasional Bunaken meliputi area seluas 75.265 hektar, dengan lima pulau seperti Pulau Manado Tua (Manarauw), Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage, serta Pulau Naen. Bunaken berada di Segitiga Terumbu Karang, sehingga membuat Taman Nasional Bunaken didiami oleh 390 spesies terumbu karang, berbagai spesies ikan, moluska, reptil, dan mamalia laut.

Taman Laut Bunaken merupakan perwakilan ekosistem laut Indonesia yang meliputi padang rumput laut, terumbu karang dan ekosistem pantai. Bunaken berada di wilayah perairan ‘segitiga emas’ terumbu karang dunia yang tersebar di Indonesia, Malaysia, Filipina, hingga Kepulauan Salomon. Karena itu, ratusan spesies terumbu karang hingga jenis yang langka bisa ditemui di Bunaken.

Sementara spesies alga yang dapat ditemukan di Taman Nasional Laut Bunaken adalah padina, caulerpa dan halimeda. Sedangkan spesies rumput laut yang dapat ditemui adalah enghallus acoroides, thalassaodendron ciliatum dan thalassia hemrichii. Terdapat juga berbagai jenis mamalia laut, reptil, burung, moluska, mangrove.

Bunaken memiliki sekitar 91 spesies ikan, seperti koi putih, gusimi lokal, nila gasi, goropa, lolosi ekor kuning, dan lain-lain. Di Bunaken juga ada Penyu Sisik Hawksbill, penyu langka yang setiap harinya berputar-putar dan bermain di sekitar terumbu karang. Hutan mangrove di Bunaen menjadi habitat bagi lobster, kepiting, moluska dan burung laut. Moluska yang hidup di Bunaken seperti ikan kepala kambing, nautilus, kima raksasa, dan tunikates atau ascidian.

Keindahan bawah laut yang termasuk kategori international heritage ini menjadi incaran wisatawan lokal dan mancanegara untuk melakukan scuba diving. Bunaken ditemukan pada tahun 1975 oleh sekelompok penyelam dari Kota Manado yang melakukan kegiatan ekspedisi penyelaman.

Ketika itu saat menyelam mereka menemukan tumbuhan laut di dinding karang masih murni dan ikan-ikan karang. Pada tahun 1991, Bunaken menjadi salah satu Taman Nasional, lalu tahun 2005 Taman Bunaken menjadi salah satu situs warisan dunia yang didaftarkan ke UNESCO.

Keindahan bawah yang mempesona membuat Taman Nasional Bunaken ini menjadi lokasi penyelaman menarik. Bunaken memiliki 20 titik penyelaman atau dive spot, dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam yang berada di Taman Nasional Bunaken, 12 titik selam berada di sekitar Pulau Bunaken. Sebagian besar dari 12 titik penyelaman di Pulau Bunaken ini berjajar dari bagian tenggara hingga bagian barat laut pulau tersebut.

Di wilayah ini terdapat underwater great walls atau disebut juga hanging walls yang tidak ditemui di laut manapun. Tembok karang raksasa ini berbentuk vertikal dengan bagian atas yang melengkung, sedalam 25-50 meter. Dinding karang ini menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan di perairan sekitar Pulau Bunaken. Soft koral juga terdapat di Bunaken, sehingga spot ini sangat cantik karena koral tersebut merupakan tempat hidup ikan-ikan cantik.

Pemandangan bawah laut Bunaken semakin menakjubkan manakala melihat berbagai jenis spesies terumbu karang dengan bentuk unik, membentuk lekukan indah, serta membentuk terowongan mungil di bawah laut, yang mustahil ditemukan di tempat lain. Ada beberapa spot penyelaman terbaik di sekitar Bunaken, yakni Bunaken Timor, Mandolin, Muka Gereja, Puncak Barakuda, reruntuhan kapal, Siladen, Tanjung Kopi, dan Tembok Lekuan.

Selain itu, snorkeling di spot Bunaken Timor sungguh seru karena arus bawah laut yang kuat. Di spot ini banyak spesies ikan seperti pari elang, hiu, penyu, dan ikan besar lainnya. Ada juga beberapa terumbu karang, serta pemandangan juntaian rumput laut dan goa-goa kecil yang menghiasi dinding-dindingnya.

Spot lainnya adalah Mandolin, sebuah taman laut yang mempunyai dinding dan puncak karang. Karang di sini dihuni ribuan ikan yang hidup bergerombol dan mudah didekati seperti unicornfish, surgeonfish, bannerfish, dan ikan penembak. Lalu ada spot snorkeling Muka Gereja yang juga dihuni ribuan ikan yang berada di perairan dangkal, serta palung-palung yang terbentang menuju ke dinding-dinding laut.

Puncak Barakuda merupakan spot snorkeling terjauh yang terletak di barat laut Bunaken. Sesuai namanya di lokasi ini bakal ditemukan segerombolan barakuda raksasa yang berenang di antara ikan tuna dan ikan jack. Lalu ada spot reruntuhan kapal di Manado, yang merupakan kapal milik pedagang Jerman yang tenggelam di dekat Pantai Molas tahun 1942. Kapal dengan panjang 60 meter dan berada di bawah laut dengan kedalaman 23 meter.

Tempat snorkeling Siladen memiliki dinding-dinding karang yang halus dan membentuk pemandangan yang indah. Dinding ini akan terlihat hidup ketika arus datang. Lokasi laut dangkal memperlihatkan keindahan ikan-ikan dan schooling snappers. Lalu ada spot Tanjung Kopi berupa tembok kecil yang dihuni segerombolan ikan barakuda dan ikan sweetlip. Menariknya, ada juga ikan nudi branch dan ikan api gobi.

Spot menyelam unik di Bunaken adalah spot Tembok Lekuan I, II dan III, yang tidak ditemukan di bawah laut lainnya. Tembok Lekuan adalah sebuah tembok panjang yang ada di Bunaken, yang ketiganya memiliki taman laut terbaik dari tempat-tempat lain di Bunaken.

Tembok Lekuan memiliki dinding-dinding curam dan celah-celah dinding yang dalam, serta ada kipas angina laut dan spons raksasa. Beberapa lokasi yang dangkal dipenuhi ikan kakatua besar yang bergerombol dan penyu. Bila tidak bisa berenang, wisatawan tetap bisa melihat keindahan Taman Nasional Bunaken dengan menaiki perahu semi selam berdinding kaca.

Selain itu wisatawan dapat menikmati keindahan lima pulau di Bunaken, yakni Pulau Bunaken, Manado Tua, Siladen, Mantehage, dan Nein. Wisatawan juga bisa menikmati wisata budaya suku Bajo, serta mengunjungi cagar alam Tangkoko Dua Sudara Nature untuk menikmati berbagai jenis burung.

Bila ingin berkunjung ke Taman Nasional Bunaken, sebaiknya datang pada bulan Mei hingga Agustus. Di bulan-bulan tersebut, kondisi air laut sangat jernih dan suhunya hangat, serta jarak pandang maksimal, sehingga baik untuk kegiatan penyelaman.

Bila berkunjung di bulan Oktober, wisatawan dapat menyaksikan Festival Pesona Bunaken. Acara yang  yang diadakan oleh pemerintah daerah setempat, uang dimeriahkan dengan karnaval budaya, lomba perahu hias, lomba kolintang dan lain-lain.

Menuju Taman Nasional Bunaken, wisatawan dapat terbang langsung dari berbagai kota di tanah air menuju Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara. Maskapai penerbangan nasional yang terbang ke Manado seperti Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Lion Air dan Sriwijaya Air. Selanjutnya dari bandara, perjalanan dilanjutkan dengan taksi menuju Pelabuhan Marina Blue Banter dan Marina Nusantara Diving Centre (NDC). Lalu menggunakan kapal menuju Pulau Bunaken selama sekitar 20 menit.

Untuk para backpacker, alternatif perjalanan dari bandara naik bus menuju terminal Pal 2, lalu menyambung angkutan umum ke Pasar 45, dan berjalan kaki selama 15 menit menuju Dermaga Kuala Jengki. Dari dermaga naik perahu selama kurang lebih 45 menit menuju Pulau Bunaken. (*)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *