JELAJAH ALAM LIAR DI PULAU ENGGANO

Wisatawan yang suka berpetualangan sangat tepat bila berkunjung ke Pulau Enggano. Pulau terdepan Indonesia di Samudera Hindia ini memiliki keindahan alam yang luar biasa. Karakteristik Pulau Enggano dengan ciri khas hutan mangrove, biota laut, serta ekosistem yang tidak dimiliki pulau lain, menjadi daya tarik bagi wisawatan.

Pulau Enggano merupakan satu kecamatan yang masuk wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Utara. Pulau dengan luas 400,6 km² terdiri dari enam desa, yakni Desa Apoho, Banjarsari, Meok, Malakoni, Kaana, dan Kahyapu. Kawasan Enggano memiliki beberapa pulau kecil seperti Pulau Dua, Merbau, dan Bangkai yang terletak di sebelah barat Pulau Enggano, serta Pulau Satu yang terletak di sebelah selatan.

Pulau Enggano berjarak 158 km dengan ibukota Provinsi Bengkulu, serta jarak terdekat dengan kota Manna, Bengkulu yang berjarak 96 km. Kondisi alam Pulau Enggano terdiri dari perbukitan bergelombang lemah, perbukitan kars, daratan dan rawa. Pulau yang merupakan daratan pertama yang diduduki Cornelis de Houtman dalam pelayaran menuju Pulau Hindia, memiliki banyak destinasi wisata yang mengundang decak kagum.

Pulau Enggano sangat cocok bagi wisatawan yang suka berpetualang menjelajahi alam liar, mulai dari surfing di pantai-pantai berombak besar, snorkeling, trekking di hutan, hingga caving di goa-goa karst yang lokasinya terisolir.

Dimulai dari petualangan di batu lubang Pantai Koomang, yaitu pantai yang memiliki sebuah batu besar yang menjorok ke luar. Di bagian bawahnya terdapat lubang yang dialiri air laut dan membentuk laguna kecil, dengan air yang jernih sebening kaca. Di pantai ini wisatawan juga bisa melakukan snorkeling untuk menikmati keindahan alam bawah laut.

Tidak jauh dari Pantai Koomang, wisatawan dapat memicu adrenalin di Tebing Pakiu yang jika air laut sedang surut bisa melihat megahnya tebing yang berwarna putih. Tebing memiliki banyak goa-goa kecil di dalam. Selain itu, bisa menikmati matahari terbenam di sore hari, dilanjutkan dengan camping di malam hari.

Selanjutnya di Pantai Ujung Batu, wisawatan bisa menikmati keunikan pantai dengan batu menjorok kea rah laut membentuk seperti tanjung kecil dengan beberapa tanaman yang tumbuh di atasnya. Di Pulau Dua, yang terletak di Kahyapu juga memiliki pantai indah dengan air jernih sehingga biota laut di dalamnya terlihat jelas, serta berpasir putih. Di Kahyapu, wisatawan bisa melakukan olahraga air seperti snorkeling, diving maupun surfing. Surfing di Kahyapu sungguh seru karena ombaknya besar.

Pantai lain yang tidak kalah cantik dan eksotis adalah Pantai Telapak Kaki Batu Layar, yang berciri khas terdapat laguna yang jika dilihat dari atas mirip telapak kaki. Di pantai berpasir putih ini, wisatawan bisa melakukan kegiatan memancing, serta berkeliling area hutan mangrove.

Wisatawan juga bisa bermain air atau berenang di Danau Bak Blau, yang berarti mata air yang berwarna biru yang tidak pernah kering sepanjang tahun meski musim kemarau.  Meski danau ini terhubung langsung ke laut namun rasanya tidak asin. Wisatawan mesti berhati-hati berenang di danau yang terletak di Dusun Tiga, Desa Meok, Kecamatan Enggano, karena ada penjaga danau berupa buaya putih.

Selanjutnya nikmati cantiknya Padang Lamun di Perairan Kaana dan Pelabuhan Kahyapu. Lamun adalah tumbuhan berbunga yang bisa beradaptasi dengan lingkungan air asin, yang berbentuk seperti rumput sehingga disebut seagrass.

Bila ingin menjajal wisata berburu yang seru, wisatawan bisa mengunjungi Taman Buru Gunung Nanu’a. Di sana wisatawan bisa berburu babi hutan secara tradisional. Selain itu, wisawatan juga bisa memancing di area pesisir dan memasak ikan segar hasil tangkapan sendiri.

Petualangan selanjutnya ke bagian hutan di daratan Pulau Enggano yang tidak kalah menariknya dengan pantai-pantainya. Salah satunya adalah hutan lindung Cagar Alam Teluk Klowe, yang didominasi pepohonan mangrove yang usianya sangat tua. Di hutan ini wisatawan bisa melakukan trekking sembari menikmati flora dan fauna langka di Pulau Enggano. Wisatawan juga bisa berburu udang sungai yang rasanya gurih manis.

Saat ini akses penghubung antarwilayah menuju Pulau Enggano semakin baik dengan keberadaan dermaga pelabuhan dan bandara. Sebelumnya, akses pulau ini hanya dapat ditempuh melalui jalur laut sejauh 97-105 mil laut dengan waktu tempuh 11-12 jam dari Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu.

Pada tahun 2015 hingga 2017, sudah ada akses jalur udara dengan jadwal penerbangan dua kali seminggu menggunakan pesawat Susi Air, yang menampung 15 orang penumpang. Setelah tidak ada lagi penerbangan, sejak 25 Mei 2019 maskapai Avia Star jenis Twin Otter melayani penerbangan dari Bandara Fatmawati Soekarno, Kota Bengkulu-Pulau Enggano PP, satu kali seminggu. Pesawat ini bisa menampung sekitar 18 orang penumpang. (*)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *