Provinsi Maluku tersohor dengan rempah-rempahnya seperti pala, fuli dan cengkeh, yang dicari bangsa Eropa di abad ke-16. Termasuk di Kepulauan Kei yang merupakan gugusan pulau yang berada di kawasan tenggara Maluku, termasuk wilayah administratif Kabupaten Maluku Tenggara. Letaknya di selatan jazirah kepala burung Papua, di sebelah barat Kepulauan Aru, dan di timur laut Kepulauan Tanimbar. Kep
Penduduk setempat menyebut Kepulauan Kei sebagai Nuhu Evav (Kepulauan Evav) atau Tanat Evav (Negeri evai). Nama Kai menjadi sebutan di masa kolonialisme Belanda. Kepulauan seluas 1.428 kilometer persegi memiliki beberapa pulau dengan dua pulau utama, yakni Kei Besar dan Kei Kecil. Pulau-pulau lainnya adalah Tanimbar Kei (Tnebar Evav), Kei Dulah (Du), Dulah Laut (Du Roa), Kuur, Taam, dan Tayandu (Tahayat).
Kei Besar atau Nuhu Yuut/Nusteen bergunung dan berhutan lebat. Sementara Kei Kecil atau Nuhu Roa/Nusyanat datar dan memiliki populasi terbanyak dengan ibukota kepulauan Kota Tual. Pulau ini merupakan sebuah pulau koral yang terangkat ke permukaan laut.
Di Pulau Kei Kecil terdapat gua kuno Ohoidertavun yang berada di ketinggian 15 meter dari permukaan laut. Di sekitar gua kuno terdapat dinding batu sepanjang 200 meter yang terukir apik dengan gambar serta lukisan dan tulisan kuno. Lukisan ini menggambarkan kehidupan masyarakat di masa lampau, serta kaitannya dengan alam sekitar seperti matahari, bulan, bintang, perahu, flora dan fauna, serta topeng.
Kepulauan Kei merupakan bagian dari daerah Wallacea, kumpulan pulau-pulau Indonesia yang dipisahkan oleh laut dalam dari lempeng Benua Asia dan Australia, dan tidak pernah tersambung dengan kedua benua tersebut. Karena itu, hanya sedikit jenis mamalia lokal di Kepulauan Kei.
Kei termasyur karena keindahan pantai-pantainya. Pantai terindahnya Pantai Pasir Panjang yang dalam bahasa lokal disebut Ngurbloat. Pantai yang terletak di area barat laut Pulau Kei Kecil menjadi daya tarik utama datangnya turis-turis asing ke Pulau Kei. Hamparan pesisir dengan pasir putih di Pantai Pasir Panjang sangat panjang, mulai dari area Pantai Ngurbloat di Desa Ngilngof hingga Pantai Ngursamadan di Ohoililir, Kecamatan Kei Kecil.
Bentangan pasir putih sepanjang 3 kilometer membuat garis putih memanjang dengan deretan pohon kelapa, sehingga membuat pemandangan semakin indah. Pasir putih yang sangat halus seperti tepung atau bedak tabur, yang menjadi keunikan Pantai Pasir Panjang. Kehalusan pasir berwarna putih gading membuat Pantai Pasir Panjang dinobatkan sebagai pantai dengan pasir putih terhalus di Asia oleh National Geographic.
Di Pantai Pasir Panjang, wisatawan merasakan halusnya pasir yang bila terkena ombak di tepian air laut menyatu dengan pasir membentuk warna putih susu. Ketika berjalan di tepian Pantai Pasir Panjang, wisatawan bakal menemui sensasi seperti berjalan di atas tepung.
Lalu coba berenang dan menginjakkan kaki di pasir yang tertutup air laut, menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan. Selain pasirnya yang unik, area perairan di Pantai Pasir Panjang sangat bening, sehingga ketika melakukan skin dive dan menengok ke atas bisa terlihat warna biru langit dan pohon kelapa.
Di Pasar Pasir Panjang terdapat burung pelikan, yang bermigrasi ke Maluku dari Australia dan Papua New Guinea. Di sana juga dapat melihat tabob atau penyu belimbing, jenis penyu yang dilindungi.
Saat air pantai sedang surut, wisatawan dapat berjalan menyusuri pantai seperti tengah berjalan di tengah-tengah lautan. Daya tarik lain dari Pantai Pasir Panjang adalah sejauh 400 meter dari pantai, wisatawan bisa melakukan diving maupun snorkeling karena cliff-nya curam dan karangnya bagus.
Di sekeliling Pantai Pasir Panjang terdapat 10 pulau kecil, yang disebut kawasan pulau sepuluh, yakni Nai, Ohoiew, Witir, Lik, Lei, Nuhuyan dan Nuhuten. Di sekitar kawasan pulau sepuluh ada beberapa spot terbaik untuk menikmati keindahan alam bawah laut. Selain itu, untuk menyelam bisa dilakukan Pulau Bair, yang memiliki laguna yang sangat jernih dan memiliki biodiversitas laut yang mengagumkan.
Tidak jauh dari pantai, wisatawan dapat mengunjungi Danau Air Tawar dan beberapa situs sejarah. Masyarakat di Kepulauan Kei masih memegang Teguh adat istiadat buaya Kei, seperti tarian yeri, tarian panah, tarian parang salawaku, dan penghormatan pada leluhur.
Bukit Masbait, Desa Kelanit, dan Pulau Kei Kecil menjadi tempat peziarahan. Di Bukit Masbait ada Arca Kristus Raja, yang dikirim sekitar tahun 2000 dari Paus Yohanes Paulus II. Patung Kristus Raja Yesus Memberkati diberikan kepada Pulau Kei sebagai lambang perdamaian. Di Bukit Masbait juga kerap diadakan prosesi Jalan Salib menjelang Paskah yang menggambarkan penderitaan Yesus.
Saat ini belum ada penerbangan langsung dari Jakarta menuju Kepulauan Kei. Untuk berwisata ke Pantai Pasir Panjang, Pulau Kei Kecil, Kepulauan Kei, wisatawan dapat terbang dari Jakarta menuju Bandara Internasional Pattimura, Ambon, Maluku, dengan maskapai penerbangan Garuda Indonesia, Wings Air, Sriwijaya Air, Lion Air, Citilink, Batik Air.
Dari Ambon, wisatawan dapat terbang menggunakan pesawat baling-baling ATR menuju Bandara Karel Sadsuitubun di Langgur, ibukota Kabupaten Maluku Tenggara. Bandara yang berada di Pulau Kei Kecil ini menjadi satu-satunya bandara yang melayani rute dari dan ke Kepulauan Kei. (*)