JELAJAH PULAU KOMODO, SALAH SATU 7 KEAJAIBAN DUNIA

Komodo, hewan endemik hanya hidup di empat pulau yakni Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar dan Pulau Motang. Pulau-pulau ini berada di sebelah timur Pulau Sumbawa yang dipisahkan oleh Selat Sape. Keempat pulau di Kepulauan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini merupakan kawasan Taman Nasional Komodo, situs warisan dunia yang ditetapkan UNESCO sejak tahun 1986.

Taman Nasional Komodo memiliki luas 2.321 kilometer persegi. Sekitar 67 persen wilayahnya adalah perairan eksotis dengan kedalaman sekitar 150 meter. Panoramanya membuat takjub karena di sini terdapat zona transisi Garis Wallacea, yang memiliki pesona ekosistem flora dan fauna tersendiri. Di zona ini, flora dan fauna tropis Asia Tenggara bertemu dengan Australis. Ada 254 spesies flora, 128 jenis burung cantik dan merdu suaranya, 58 jenis binatang yang beragam.

Pulau Komodo sangat terkenal hingga mancanegara, bahkan dinobatkan new seven wonders of nature di tahun 2013, yang merupakan penghargaan untuk tujuh tempat wisata alam terbaik di dunia. Pulau Komodo adalah pulau terbesar di Kepulauan Komodo, yang merupakan satu-satunya pulau yang dihuni oleh masyarakat setempat.

Pulau Komodo merupakan habitat asli binatang komodo, sejenis kadal raksasa pemakan daging. Spesies langka dan hampir punah yang telah hidup sekitar 40 juta tahun yang lalu ini memiliki panjang 2-3 meter dan berat 100-165 kg. Ada sekitar 2.000 ekor komodo, hewan melata terbesar di dunia, yang hidup di alam bebas terbuka seperti padang rumput savana, pantai berpasir putih dan hutan hujan tropis. Komodo tampak menyeramkan dengan badan besar seperti hewan purba, kuku tajam, kulit bersisik serta lidah bercabang dua yang selalu menjulur. Air liur komodo mengandung banyak bakteri yang mematikan.

Keberadaan Pulau Komodo bermulai pada tahun 1910 saat Letnan Steyn van Hens Broek pergi ke sana untuk membuktikan laporan ada binatang semacam naga. Di Pulau Komodo, Broek memburu binatang, membunuh satu komodo dan difoto, serta dikirim ke Botanical Garden d Bogor. Di tahun 2012, Peter A Ouwens, Direktur Museum Zoologi di Bogor menulis jurnal di surat kabar harian milik Hindia Belanda tentang komodo. Tahun 1915, pemerintah Belanda melarang pemburuan komodo agar tidak punah.

Banyak hal yang dapat dilakukan wisatawan di Pulau Komodo, selain tentunya melihat habitat asli komodo, yang dalam masyarakat setempat disebut ‘ora’. Untuk menikmati Pulau Komodo bisa dengan melakukan trekking hingga mendaki Gunung Ara setinggi 538 meter di atas permukaan laut.

Saat trekking wisatawan dapat melihat hewan-hewan lain seperti kuda, rusa, berbagai spesies burung, ular hingga biawak. Karena itu sebaiknya menggunakan boots karena ada ular-ular yang hidup di bawah tanah. Wisatawan juga akan melewati water hole, yang merupakan tempat minum dan beristirahat komodo saat trekking. Wisatawan dapat melihat komodo yang sedang minum dan berteduh di bawah pohon di sekitar water hole.

Panjang jalur trekking 1-8 kilometer, sesuai dengan jalur trekking yang dipilih yakni short, medium, long dan adventure. Bila wisatawan memilih long dan adventure trekking, maka akan menjelajah hutan, sungai dan perbukitan yang indah. Sementara untuk short trekking perjalanan berakhir di atas perbukitan dengan pemandangan teluk yang mengagumkan. Namun, keempat jalur trekking tersebut melewati water hole.

Untuk berkeliling atau trekking harus didampingi ranger, yaknipemandu sekaligus pawang komodo, yang disebut jagawana, demi keselamatan wisatawan. Ranger akan membekali wisatawan dengan tongkat yang ujungnya bercabang dua, yang terbuat dari satu jenis pohon sebagai ‘senjata’ untuk melemahkan komodo. Jika komodo menyerang, maka ujung tongkat bercabang digunakan untuk menekan leher komodo, sehingga dalam waktu singkat komodo akan melemah dan berhenti menyerang.

Di Pulau Komodo wisatawan juga akan menyelam dan snorkeling. Alam bawah laut Pulau Komodo dan kawasan Taman Nasional Wisata Komodo sangat indah. Bahkan, menjadi salah satu lokasi menyelam terbaik di dunia. Alam bawah laut Pulau Komodo memiliki sekitar 386 jenis terumbu karang, 70 jenis bunga karang, rumput laut sebagai rumah bagi ribuan jenis ikan, penyu hijau, 6 spesies paus, hiu, ikan pari, 10 jenis ikan lumba-lumba dan lain-lain.

Ada tiga titik menyelam terbaik di Pulau Komodo bagi para penyelam, yakni Batu Samsia, Toko Toko dan Crystal Rock. Batu Samsia menjadi titik penyelaman favorit. Di sini, penyelam dapat menyusuri serangkaian saluran air serta berinteraksi dengan kura-kura, hiu, dan ikan-ikan kecil lainnya.

Titik penyelaman selanjutnya adalah Toko Toko atau istana batu dalam air. Toko Toko berada di kedalaman 7 meter di bawah permukaan laut. Di sana penyelam dapat menikmati keindahan terumbu karang aneka warna dan ikan-ikan yang berenang di antara karang.

Selanjutnya titik penyelaman favorit Crystal Rock. Di titik yang berada di kedalaman 5 meter penyelam bisa menemukan katak ikan, Barramundi Cod, Parrotfish, dan ikan lainnya. Untuk menyelam di perairan ini sebaiknya dilakukan bulan Maret hingga Desember, karena arah angin, suhu kuat, kuat arus dan musim mempengaruhi jarak pandang saat menyelam terhitung baik.

Pulau Komodo memiliki pantai unik, yakni Pantai Merah Muda atau Pink Beach, yang disebut masyarakat setempat Pantai Merah. Di pantai ini pasirnya berwarna merah muda, yang warnanya semakin terlihat jelas saat pasir basah oleh ombak. Warna merah muda dihasilkan dari serpihan koral yang hancur dan bercampur dengan pasir pantai.

Untuk menuju Pantai Merah Muda membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit perjalanan menggunakan kapal, karena pantai ini berada di sisi yang berbeda dengan pintu masuk Taman Nasional. Bibir Pantai Merah Muda tergolong pendek karena terletak di teluk yang diapit oleh gunung-gunung karang raksasa.

Alam bawah laut di Pantai Merah Muda juga terkenal keindahannya sehingga sering dijadikan lokasi menyelam dan snorkeling. Namun jangan berenang terlalu jauh dari pantai karena arus lautnya lumayan kencang dan berpotensi tertabrak kapal-kapal yang banyak lewat.

Saat mengunjungi ke Pulau Komodo, sebaiknya juga mampir ke Pulau Rinca. Di Pulau Rinca populasi komodo lebih sedikit, namun luas pulau lebih kecil sehingga lebih mudah menemui komodo. Seperti halnya di Pulau Komodo, berkeliling Pulau Rinca juga harus ditemani oleh ranger.

Untuk melihat Pulau Komodo sebaiknya di bulan Juni, karena pada bulan itu cuaca cukup bersahabat. Pada bulan Juli-Agustus merupakan musim kawin bagi Komodo dan mereka biasanya pergi ke hutan yang sulit dijamah.

Sebaiknya juga mampir ke Pulau Padar, pulau yang paling fotogenik di Kepulauan Komodo. Pulau yang terletak di antara Pulau Rinca dan Pulau Komodo ini adalah pulau tak berpenghuni. Untuk menyaksikan keindahan alamnya, wisatawan dipandu oleh guide untuk memanjat tebing di sisi belakang pantai sekitar 20-30 menit.

Trekking dilakukan melalui jalan setapak berpasir yang cukup licin dan di sekelilingnya padang rumput gersang. Namun, begitu sampai di atas terlihat pemandungan yang sangat menakjubkan. Pulau terlihat tidak berbentuk sempurna dan meliuk-liuk, menciptakan tiga teluk raksasa di ketiga sisi pulau.

Untuk menuju Pulau Komodo, bisa menggunakan transportasi udara dari berbagai kota di tanah air menuju Bandara El Tari, Kupang, Flores. Saat ini juga sudah ada penerbangan dari Darwin, Australia menuju Bandara El Tari. Selain itu, untuk mencapai Pulau Komodo, wisatawan terbang ke Bandara Komodo, Labuan Bajo.

Saat ini ada tiga maskapai penerbangan yang membuka rute penerbangan langsung dari Jakarta menuju Labuan Bajo yakni Garuda Indonesia, Citilink, dan Batik Air. Penerbangan langsung ke Labuan Bajo juga ada dari Denpasar Bali dengan maskapai Nam Air, Wings Air dan Garuda Indonesia. Wings Air juga membuka penerbangan ke Labuan Bajo dari Surabaya dan Lombok. Dari Labuan Bajo wisatawan bisa menyewa kapal kecil hingga yacth menuju ke Pulau Komodo.

Ke depan, Bandara Komodo, Labuan Bajo bakal menjadi bandara internasional, ke depannya rute penerbangan dari dan ke Bandara Komodo akan diperbanyak. Untuk rute domestik rencananya akan ditambah dari Makassar, Atambua, Waingapu, Sabu dan Rote. Sedangkan dari luar negeri, akan ditambah penerbangan dari Malaysia dan Singapura. (*)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *